Senin, 08 Juli 2013

Malam Gelap


Malam gelap jari jemari yang kaku

Cinta palsu dalam hatimu semu

Curiga bercampur dengan keraguan sesaat

Mencuri, aku tak sanggup menahan lagi


Kau hanyalah impian semu dalam hati

Sejenak menghibur hati dalam ketenangan duniawi

Kau bilang, ah kau tak pernah berucap

Bahkan sebait kata saja aku tak punya sempat

Senin, 20 Mei 2013

TERUNTUKMU WAKTU

Secarik kertas
Yang telah ku goreskan dengan pena
Lembut, namun tegas bijaksana
Ku terpaku disini
Berjalan ingin rasanya
Walau berat sungguh kaki ini
Aku ingin dan aku mau
Namun sungguh tak bisa

Mengulang kembali semuanya
Menghapus luka yang ada
Namun dengan apa
Penghapus yang tak berguna
Kau telah pergi dariku
Jauh-jauh dari hadapku
Ku yang lemah tak berdaya
Ku tak dapat mengulangnya

DUDUK PERTAMA

Teringatku akan kenangan masa kecil itu
Masih mungil, malu-malu
Pertama merujuk hanya embun
Duduk di bangku sekolah
SDN 01 salamsari namanya
Baju baru kenangan empu
Oh indah sekali rasanya
Tanpa kiasan dalam
Hanya tulus seorang
Selamat pagi anak-anak
Selamat pagi ibu guru
Tegur sapa sang anak desa
Melambangkan kesahajaan kaum jelata
Adakah pr hari ini
Tidak ada ibu guru
Celoteh sang anak tak berdosa
Gantungkan cita setinggi langit
Walau kenyataan tak serupa khayalan

4- 10- 2012

norkuys

SENJA USIA

Terbayang-bayang senja di ufuk timur
Merona merah muda
Apakah aku buta atau keras dada
Memanjakan rupa yang tidak lebih
Hanya tempelan topeng biasa

Duduk di muka
Menghadap ketepian tebing
Aku terlalu tua sayang

Berkaca-kaca pada meja yang terbuat dari kaca
Oh, bayangan senyum rona kini telah tiada lagi
Berganti noda yang permanen
Berkat waktu yang kejam nan tak berperi

11 - oktober - 2012

Norkuys

ANTARA UANG DAN SANG ILMU

Aku tak tahu semuanya
Namun aku hanya mau mengatakannya
Antara uang dan ilmu 
Antara penguasa dan penuntunmu

Apabila penguasa tak berkuasa lagi
Ataukah terlalu banyak yang menguasai
Mungkin seperti kehausan karena keringat bercucuran
Tak peduli akan seberapa banyak yang telah termakan

Mungkinkah?
Kau mau menyangkalnya?
Kau lupa dengan semua berkah?
Itulah tiang bendera

Bukankah kau tau semua itu
Sedangku ulat kecil yang ingin menjadi kupu-kupu
Bukan serigala hitam di dalam hutan
Yang rakus karena merasa kelaparan

Antara uang dan Sang Ilmu
Jeritan nusantara dalam hatiku
Ya atau tidak
Aku mulai terjebak

Ketika uang tak ada gunanya lagi
Atau sebelumnya ilmu hanya dianggap angin lalu
Terlalu hambar rasanya untuk memberi
Karena bukan sekedar kejayaan yang seorang raja perlu

Aku tahu kau membisu
Bukan karena tak mau
Namun terlalu muna untuk melaju
Antara uang dan Sang ilmu

13-10-12
Norkuys

BUKAN EMAS JUGA PERMATA

Jangan nak kau hanya air dalam gelas
Jadi coklat bercampur tanah
Jadi putih bercampur getah
Bukan dunia, namun air dalam gelas

Suarakan . . .
Suarakan saja sajak Sang pimpinan
Semanis madu
Juga sepahit empedu

Bukan, bukan itu sayang
Bukan tentang uang
Juga dunia yang besar
Bukan, bukan hanya sekedar

Namun surga . . .
Kemewahan? Bukan uhti
Cinta? Dari siapa?
Sang Pemilik semuanya

Jangan jadi Si Rakus kawan
Jadilah Si Lemah teman
Bukan untuk makan dan bersendawa
Tapi belajar dan terus rendahkan hati semua

Emas atau intan permata
Tidak. Bukan keduanya
Aku ingin surga
Bukan dunia, namun surga yang nyata

14 - oktober - 2012

Norkuys

HANYA SAHABAT KATANYA

Biner angka 0 dan 1
Telah kucoba bertahan dengan angka 1
Walau pedih perih sayu dayu bayangan angka 0
Menderu membagi 0 dan 1

Jawaban
Yang selama ini tersimpan
Akhirnya tersampaikan
Meski sayang tak sesuai harapan

Bukan 1 tetapi 0
Terluka,
Kecewa,
Merana,
Menderita,
Sengsara,
Tak berdaya.
Hanya itulah katanya
Murni bening lanjutnya

Senang,
Sedih,
Suka,
Benci,
Sama,
Berbeda,
Ingat,
Lupa,
Hati,
Logika.
Senyum manis di bibir merah memanja
Bukan seharum melati
Namun sesederhana katanya

Dan memang bukan di sini
Juga seperti ini
Mungkin kuakhiri saja semuanya
Antara mereka, dua angka

Terbit dari timur
Tenggelam ke barat
Membeku melihat jamur
Merasa terlalu berat

Inikah katanya
Sahabat setia
Bukan busuk adanya
Namun mewangi mempesona

Tanganku tangan yang telah terluka belati
Sadarkan dinginnya nestapa dalam jari-jari
Maunya aku untuk terus berdiri
Namun memang sayang, tempatku bukan disini

18 10 2012

Norkuys